MAKALAH ASKEB III
“ANTICIPATORY GUIDANCE PERSIAPAN
PULANG PADA IBU NIFAS ”
PEMBIMBING:
Eva Silviana
R, SST.
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK
7
1. Ani
Rohmawati 10.08.1.149.05
2. Istna
Lailatul Mahmudah 10.08.1.149.0562
3. Umi
Chabibatuz Zahro’ 09.07.01.482
KELAS 2-B
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
PRODI D-III KEBIDANAN
Jl. Diponegoro No. 17 Tuban Telp. (0356) 321287
Tahun Ajaran 2010/2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr, Wb.
Alhamdulillah
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan kami tidak lupa mengucapkan sholawat dan salam kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Dengan terselesaikannya makalah ini kami kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak
Miftahul Munir, SKM,M.Kes selaku direktur STIKES NU Tuban.
2. Ibu
Eva Silviana R, SST. selaku Dosen pembimbing mata kuliah ASKEB III.
3. Serta
teman-Teman yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam
pembuatan makalah ini yang berjudul”Ancipatory Guidance Persiapan Pasien Pulang
pada Ibu Nifas” kami menyadari dengan sepenuhnya adanya kekurangan apapun
kesalahan dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Harapan kami makalah yang telah disusun ini agar
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
Tuban,
15 Nopember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................. iii
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................... 2
BAB II :
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Antisipatory Guidance................................................................. 3
2.2 Nasehat yang diberikan pada Pasien Nifas Pulang....................................... 3
2.3 Perkembangan Anak Berdasarkan Usianya.................................................. 7
2.4 Anticipatory Guidance
terhadap Tumbang Anak......................................... 9
BAB III
: PENUTUP
3.1 Cara MerangsangPerkembangan Anak/ Bimbingan Orang
Tua.................... 13
BAB IV :
PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................... 15
4.2 Saran............................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................. .............................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebelum pasien pulang dari rumah
sakit bersama dengan bayinya, bidan bertanggung jawab meluangkan waktu
untuk berbicara individual dengan ibu. Ibu harus mempercayai dan mempunyai
kepercayaan diri bahwa ia mampu mengenai bayinya dan semua khawatir akan
dirinya sendiri maupun bayinya harus dibicarakan. Setelah ibu sampai rumah
nanti, ia akan mendapatkan nasihat dari berbagai sumber dan hal ini bisa
menghilangkan kepercayaan dirinya. Sebagian besar rumah sakit mencetak dan
membagikan petunjuk tertulis ( leaflet, brosur, booklet) untuk menegaskan
segala nasihat yang sudah diberikan.
Dalam proses
tahapan perkembangan anak sangat di perlukan
peran orang tua untuk mengetahui tahap-tahap
perkembangan anaknya. Hal ini berarti bahwa untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan anak sangat perlu di mengerti oleh orang tua
baik kebutuhan fisik maupun psikis dan orang tua harus memberikan anaknya asuh,
asah, asih. Kebutuhan emosi, kasih sayang orang tua, peduli perlindungan orang
tua, ciptakan kasih sayang.
Proses tahapan
perkembangan anak (Anticipatory
Guidance dalam hal ini orang tua harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan anak
dalam setiap pertumbuhannya sejak masih bayi
sampai ia dewasa.
1.2
Rumusan Masalah
Ø
Bagaimana
peran orang tua dalam mengetahui tahapan perkembangan dan bimbingan orang tua
dalam mengetahui tahapan anak dari
masa bayi hingga puberitas (Anticipatory
Guidance)?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 . Tujuan umum
Ø Mampu memahami/mengetahui upaya bimbingan
kepada orang tua tentang tahapan-tahapan perkembangan anak sesuai dengan
usianya.
Ø Mampu memahami/mengetahui upaya bimbingan
kepada orang tua tentang kebutuhan anak sesuai dengan usianya.
Ø Mampu memahami/mengetahui upaya bimbingan
kepada orang tua tentang memahami prosses perubahan pada anak sesuai dengan usianya.
1.3.2 Tujuan Kusus
Ø Dapat memberikan informasi bagaimana
menjadi orang tua dan bagaimana cara merawat bayinya
Ø Bisa melaksanakan perawatan pada diri
sendiri dan bayinya sesuai dengan perkembangan usia bayinya
Ø Mampu menerapkan asuhan upaya bimbingan
orang tua terhadap perkembangan kebutuhan.
Ø Mampu menjelaskan beberapa perkembangan
dan kebutuhan yang terjadi pada anak.
1.4 Manfaat
1. Bagi
Penulis
Manfaatnya kami dapat menerapkan asuhan, memahami
perkembagan anak atau upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan anak sampai remaja dan mengetahui cara mengasuh memeberikan
bimbingan, memenuhi kebutuhan anak dengan
benar dan baik dari mulai usia bayi
sampai dewasa.
2. Bagi
Istitusi/ Pendidikan
Manfaatnya bagi
pendidikan sebagai karya ilmiah dan dapat dijadikan sebagai kualitas suatu
pendidikan atau mengukur mutu pendidikan.
3. Bagi
Pembaca/Masyarakat
Manfaatnya bagi
pembaca/masyarakat mampu menerapkan asuhan Anticipatory Guidance secara mandiri
tanpa bimbingan petugas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Anticipatory
Guidance adalah memberitahukan atau upaya bimbingan kepada orang tua tentang menjaga serta meningkatkan kesehatan ibu
nifas yang adekuat, dan mengenal
tahapan perkembangan anak sehingga
orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan asuhan usia
anak.
Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada individu/ anak dari seorang yang ahli/ orang tua.
Orang tua
adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu merupakan hasil dari
sebuah ikatan perkawainan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.
Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan (skil) dalam struktur dan fungsi tubuh kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai proses pematangan.
Anak adalah
pribadi yang masih bersih dan
peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.
2.2 Nasehat
yang diberikan pada Pasien Nifas Pulang untuk Meningkatkan Kesehatan
2.2.1 Gizi Ibu Nifas
Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk dapat
meningkatkan kesehatan dan memberikan ASI. Penjabaran empat sehat dan lima
sempurna perlu diperhatikan dan dapat diterjemah untuk masyarakat.
Ibu nifas khususnya menyusui harus
mengkonsumsi makanan tambahan 500 kalori setiap hari, makanan diet seimbang
untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum
sedikitnya 3 liter perhari, minum pil zat besi sampai 40 hari pasca salin, dan
minum kapsul vit. A ( 200.000 Unit) agar bisa memberikan vitamin A pada bayi.
2.2.2
Keluarga
Berencana
Jelaskan pada ibu nifas mengenai
pemilihan KB yang sesuai, waktu yang tepat untuk memulai menggunakan KB dan apa
saja dampak dari penggunaan KB.
a.
Idealnya pasangan harus menunggu
sekurang – kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka merencanakan tentang keluarganya.
Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan
menjalankan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan.
b.
Biasanya wanita
akan menghasikan telur (ovulasi) sebelum ia mendapat
lagi haidnya setelah persalinan. Tidak ada cara mengetahui kapan ovulasi ini
akan terjadi. Oleh karena itu, penggunaan metode KB dapat dimulai 2 minggu
setelah melahirkan.
c.
Meskipun
beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih
aman daripada kehamilan dan kelahiran, terutama apabila hamil lagi padahal baru
melahirkan.
d.
Sebelum
meggunakan metode KB, hal – hal berikut sebaiknya dijelaskan
dahulu pada ibu:
·
Bagaimana metode
ini dapat mencegah kehamilan danefektivitasnya
·
Kelebihan atau keuntungannya
·
Kekurangannya
·
Efek Samping
·
Bagaimana
menggunakan metode ini
·
Kapan metode ini
dapat dimulai
·
Kapan metode itu
dapat digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui
e.
Jika seseorang ibu atau pasangan
telah memiliki metode KB tertentu, baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2
minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan
itu dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
2.2.3 Tanda – Tanda
Bahaya Nifas
Beritahukanlah ibu jika melihat sesuatu
yang baik atau jika mengetahui adanya masalah berikut, maka ia perlu segera
menemui bidan.
Adapun Tanda-tanda Bahaya Nifas, meliputi:
a.
Perdarahan vagina yang luar biasa
atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau
bisa memerlukan pembalut 2 kali dalam setengah jam
b.
Pengeluaran
cairan vagina yang baunya menusuk
c.
Rasa sakit
dibagian bawah abdomen atau punggung
d.
Sakit kepala yang terus – menerus,
nyeri ulu hati, atau masalah pengelihatan
e.
Pembengkakan
diwajah atau ditangan
f.
Demam, muntah,
rasa sakit waktu buang air kemih atau jika terasa sakit
g.
Payudara yang
berubah menjadi merah, panas, atau terasa sakit
h.
Kehilangan nafsu
makan dalam waktu yang lama
i.
Rasa sakit,
merah,lunak atau pembengkakan dikaki
j.
Merasa sangat
sedih atau tidak mampu mengasuh sendirinya atau diri sendiri
k.
Merasa cepat
letih sehingga nafas mudah terengah-engah
2.2.4 Hubungan Seksual
Penting bagi bidan untuk menjelaskan
kapan bisa melakukan hubungan seksual yang baik bagi ibu masa nifas.
a.
Secara fisik
aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau jarinya kedalam vagina tanpa rasa
sakit atau nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ia merasakan ketidak
nyamanan, aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
b.
Banyak budaya,
yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
2.2.5 Senam Nifas
Pasca persalinan penting bagi ibu
nifas untuk mengembalikan kepercayaan dirinya kembali dengan memulihkan bentuk
tubuh seperti sebelum sebelumnya.
Pentingnya mengembalikan otot – otot
perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat, seperti:
·
Dengan tidur terlentang dengan
lengan disamping
·
Untuk memperkuat tonus otot vagina
·
Berdiri dengan tungkai dirapatkan.
Kencangkan otot pantat dan panggul dan tahan sampai 5 hitungan.
2.2.6 Perawatan Perineum
Pada masa nifas ibu akan sangat
rentan terhadap infeksi, karena kebersihan sangat penting dalam masa nifas ini
untuk mencegah infeksi terutama jalan
lahir. Untuk itu perlu ditekankan pada ibutentang pentingnya perawatan perineum
pada masa nifas yaitu: tentang cara membersihkan alat kelamin
selama masa nifas.
2.2.7
Ambulasi Atau Morbilisasi
Gerakan
badan sesudah melahirkan amatlah penting karena dapat menyehatkan kembali otot–
otot khususnya otot dasar panggul, melancarkan sirkulasi darah dan membantu
mengembalikan postur tubuh yang baik.
2.2.8
. Hygiene/ Kebesihan Diri
a.
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b.
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
c.
Sarankan ibu nutuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali
sehari
d.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin.
e.
Jika ibu mempunyai luka episisotomi atau laserasi, sarankan pada ibu
menghindari atau menyentuh daerah luka
2.2.9
Istirahat
a.
Anjurkan pada ibu beristirahat cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
b.
Sarankan ia untuk kembali melakukan
kegiatan rumah tangga biasa perlahan – lahan serta untuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur
2.2.10
ASI dan puting susu
Pemberian ASI jangan pilih kasih, karena keenakan memberikan ASI pada satu
sisi. Kedua payudara harus dikosongkan saat memberikan ASI, sehingga kelancaran
pembentukan ASI berjalan dengan baik. Stagnasi ASI dapat menimbulkan bahaya
infeksi sampai abses, yang memerlukan tindakan tertentu. Puting susu perlu
diperhatikan dan dibersihkan sebelum memberikan ASI. Luka lecet pada puting
susu dihindari sehingga mengurangi bahaya infeksi.
2.3
Perkembangan Anak Berdasarkan Usianya
1. Masa
Bayi (0-12 Bulan)
a.
Usia 0-3 bulan:
·
Pada usia 1-2 bulan bayi bisa menatap ke ibu
·
Mengeluarkan suara o….o….o dan tersenyum
·
Mengerakan tangan dan kaki
·
Pada usia 2-3 bulan bayi bisa mengangkat tegak ketika tengkurap.
·
Mengerakan kepala kekiri dan kekanan
·
Membalas tersenyum ketika diajak bicara/ tersenyum dan tertawa
·
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
b.
Usia 4-6 Bulan
·
Pada umur 4-6 bulan bayi bisa berbalik dari
telungkup ke telentang
·
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak
·
Meraih benda yang ada didekatnya
·
Menirukan bunyi dan mengenggam mainan
·
Tersenyum ketika melihat mainan gambar yang
menarik.
c.
Usia 7-9 Bulan
·
Pada umur 7-9 bulan bayi bisa merambat.
·
Mengucapkan ma….ma…. da….da…meraih benda sebesar
kacang dan bermain tepuk tangan
·
Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
·
Makan
kue/biskuit sendiri dan bermain ci-luk-ba.
d.
Usia 10-12 Bulan
·
Pada umur 10-12 bulan bayi bisa berdiri dan
berpegangan
·
Memegang benda kecil dan meniru kata sederhana seperti ma..ma.. pa..pa..
·
Mengenal anggota
keluarga dan takut pada orang yang belum dikenal.
·
Menunjuk apa yang diinginkan tanpa
menangis/merengek
2.
Masa Anak (1-5 Rahun)
a.
Usia 1-2 Tahun
·
Pada umur 1-2 tahun anak bisa naik tangga dan
berlari-lari
·
Mecoret-coret
pencil pada kertas
·
Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
·
Menyebut 3-6 kata
yang mempunyai arti seperti bola, piring dan sebagainya
·
Memegang cangkir sendiri dan belajar makan minum sendiri
b.
Usia 2-3 Tahun
·
Pada umur 2-3 tahun anak bisa mengayuh sepeda
roda tiga
·
Berdiri diatas satu kaki tanpa berpegangan
·
Bicara dengan baik menggunakan 2 kata dan
mengenal 2-4 warna
·
Menyebut nama , umur dan tempat
·
Menggambar garis lurus dan bermain dengan teman
·
Melepas pakaian sendiri dn memakai sepatu
sendiri.
c.
Usia 4-5 Tahun
·
Pada umur 4-5 tahun anak bisa melompat-lompat 1
kaki, mengerti dan berjalan lurus
·
Menggambar orang 3 bagian (kepala, badan,
tangan/kaki)
·
Menggambar tanda silang dan lingkaran
·
Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
·
Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar
·
Menghitung jari, menyebut angka dan bicara mudah di mengeri
·
Berpakaian sendiri tanpa dibantu dan mengancing
baju
·
Menggosok gigi tanpa bantuan
3.
Usia Sekolah (6-13 Tahun) Masa Sekolah
a.
Ciri masa sekolah
·
Usia sekolah dasar karena pada umumnya duduk
disekolah dasar
·
Usia cerdas anak mengira dirinya mengetahui
segala sesuatu
·
Usia kelompok anak sering membuat suatu kelompok
atau geng
b.
Perkembangan psikologi
·
Keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
menghitung.
2.4 Bimbingan pada Orang Tua Berdasarkan Tahap
Tumbang Anak (ANTICIPATORY
GUIDANCE terhadap Tumbang Anak)
1. Tahun Pertama
Ø Enam Bulan Pertama
a.
Memahami akan adanya proses penyesuaian orang tua dengan bayinya.
b.
Mengajarkan perawatan infant dan membantu orang tua untuk memahami sebagai
individu yang mempunyai kebutuhan dan bagaimana bayi mengekspresikan apa yang
diinginkannya melalui menangis.
c.
Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya
perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama.
d.
Menganjurkan orang tua untuk memahami jadwal dalam memenuhi kebutuhan bayi.
e.
Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan.
f.
Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan perkembangan
bayinya.
g.
Menyiapkan orang tua akan kebutuhan bayinya tentang rasa aman.
h.
Menyiapkan orang tua untuk memulai memberikan makanan padat.
Ø Enam Bulan Kedua
a.
Menyiapkan orang tua akan adanya ketakutan bayinya terhadap orang yang
tidak dikenal
b.
Menganjurkan orang tua untuk menghindarkan perpisahan yang lama dengan
bayinya
c.
Membimbing orang tua untuk disiplin karena makin meningkatnya mobilitas
bayi
d.
Menganjurkan kontak mata daripada hukuman badan sebagai suatu disiplin
e.
Menganjurkan orang tua untuk lebih banyak perhatian bila bayinya
berkelakuan baik daripada ketika menangis
f.
Mengajurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya dengan pengganti ibu yang
sesuai
g.
Mendiskusikan persiapan penyapihan
h.
Menggali perasaan orang tua tentang pola tidur bayi.
2. USIA TOODLER
Ø Usia 12-18 bulan
a.
Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari
toodler terutama negativisme
b.
Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta
peningkatan asupan makanan padat
c.
Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang disukai
d.
Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan penyebab
utama gigi berlubang
e.
Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah
f.
Perlu ketentuan-ketentuan/ disiplin dengan lembut untuk meminimalkan
negativisme, tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan
disiplin yang sesuai
g.
Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak
Ø Usia 18-24 bulan
a.
Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain
b.
Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru
c.
Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan
kebiasaan-kebiasaan pencetus gigi berlubang
d.
Mendiskusikan metode disiplin yang ada
e.
Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training
f.
Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak
g.
Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu mengalami stress
h.
Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua
i.
Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kelelahan, frustasi dan
kejengkelan dalam merawat anak usia toodler
Ø Usia 24-36 bulan
a.
Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam
kegiatan.
b.
Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalm toilet training
c.
Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama untuk bahasa yang
diungkapkan
d.
Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata, hindari
kebingungan dan salah pengertian
e.
Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group
3. PRA SEKOLAH
Ø Usia 3 tahun
a.
Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang
luas
b.
Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan
c.
Mengantisipasi perubahan perilaku agresif
d.
Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternatif-alternatif pilihan
pada saat anak bimbang
e.
Perlunya perhatian ekstra
Ø Usia 4 tahun
a.
Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa
b.
Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual
c.
Menekankan pentingnya batas-batas yang realistis
Ø Usia 5 tahun
a.
Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah
b.
Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak
4. USIA SEKOLAH
Ø Usia 6 tahun
a.
Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan teman
b.
Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda
c.
Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah
d.
Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy dan
menyiapkan kamar tidur yang berbeda
Ø Usia 7-10 tahun
a.
Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian
b.
Tertarik beraktifitas diluar rumah
c.
Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas
Ø Usia 11-12 tahun
a.
Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh pubertas
b.
Anak wanita pertumbuhan cepat
c.
Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat.
BAB III
CARA MERANGSANG
PERKEMBANGAN ANAK/ BIMBINGAN ORANG TUA
3.1
Berdasarkan
Usia Anak
1. Umur
0-4 Bulan
·
Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh
kasih sayang
·
Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa
di lihat bayi
·
Ajak bayi tersenyum dan bicara
·
Perdenganrkan ayat Al-Qur’an dan musik pada bayi
2.
Umur 4-6 Bulan
·
Sering tengkurapkan bayi
·
Gerakan benda kekiri dan kekanan di depan
matanya
·
Perdengarkan berbagai
bunyi-bunyian
·
Beri mainan benda yang besar dan berwarna
3.
Umur 6-12 Bulan
·
Ajari bayi duduk dan ajak main ci-luk-ba
·
Ajari memegang dan makan biskuit
·
Ajari memegang benda kecil dengan dua jari
·
Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan
·
Ajari bicara sesering mungkin
·
Latih mengucapkan ma…ma…pa…pa..
·
Beri mainan yang aman di pukul
4.
Umur 1-2 Tahun
·
Ajari berjalan diundakan/tangga
·
Ajak membersihkan mainan dan ajari mencoret-coret di kertas
·
Ajari bernyanyi dan ajak bermain
·
Berikan pujian kalau ia berhasil melakukan
sesuatu
5.
Umur
2-3 Tahun
·
Ajari berpakaian sendiri dan bacakan cerita anak
·
Ajari makan dipiringnya sendiri dan ajari cuci
tangan
·
Ajak melihat buku bergambar
·
Ajari buang air besar dan kecil di tempatnya
6.
Umur 3-5 Tahun
·
Minta anak menceritakan aoa yang ia lakukan
·
Dengar ia ketika berbicara
·
Jika gagap, ajari bicara pelan-pelan
·
Awasi dia mencoba hal baru.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi Anticipatory
Guidance merupakan pemberitahuan atau upaya bimbingan orang tua tentang menjaga serta meningkatkan kesehatan ibu
nifas yang adekuat, dan
mengenal tahapan perkembangan
anak sehingga orang tua sadar yang terjadi dan memenuhi kebutuhan sesuai usia anak.
Bantuan nasehat yang diberikan kepada ibu nifas
bisa membantu dalam mengembalikan kepercayan diri ibu nifas terutama untuk
kesehatannya. Perkembangan anak bimbingan orang tua sangat diperlukan di
setiap tahapan-tahapan perkembangan anak dan menjadikan bertambah kemampuannya
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan. Sebagai hasil dari proses pematangan.
4.2
Saran
1.
Bagi Penulis
Kami sebagai
penyusun menyadari penulisan tugas kelompok ini masih jauh dari sempurna maka
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pihak pembaca dan dari pihak
manapun sangat kami harapkan.
2.
Bagi Institusi/Pendidikan
Kami harap
kepada institusi pendidikan untuk memyiapkan buku di perpustakaan. Komputer dan
melengkapi buku yang belum ada.
3.
Pembaca/Masyarakat
Setelah
membaca tugas kelompok ini kami harapkan kepada pembaca/ masyarakat mampu menerapkan asuhan secara mandiri tanpa bimbingan
orang lain atau petugas
DAFTAR PUSTAKA
·
Buku Asuhan Kebidanan (Varney’s
Midwifery) Edisi : 4 Vol : 2 Jakarta :EGC, Helen Varney :2003
·
Bobak, L Jensen, 2005. “ Perawatan
Maternitas”, Jakarta :EGC Huliana, M, 2003. Perawatan Ibu Melahirkan “ Puspa
Swara”.
·
JHPIEGO, 2001 “ Paduan Pengajar
Asuhan KebidananFisiologis Bagi Dosen DIII Kebidanan” Dalam AsuahanKebidanan
Postpartum. Edisi ke-4 Jakarta : Pusdiknes
·
Pedoman Kesehatan Ibu
dan Anak, tahun 2009